B. Indonesia

Pertanyaan

bagaimana masa muda ebiet g ade?

2 Jawaban

  • Lahir dengan nama Abid Ghoffar bin Aboe Dja'far yang merupakan anak bungsu dari 6 bersaudara dari ayahnya Aboe Dja'far, seorang PNS dan ibunya Saodah seorang pedagang kain. Pada awalnya ia memiliki banyak cita-cita, seperti halnya sebagai insinyur, dokter dan pelukis. Hanya saja, semuanya melenceng. Ebiet kemudian menjadi penyanyi karena ia lebih menyukai jika disebut sebagai penyair karena latar belakangnya di dunia seni yang berawal dari kepenyairan.
  • Ebiet adalah Goth! Itulah impresi pertama yang timbul sewaktu mendengar intro Camelia I. Waktu itu usia masih sangat kecil dan belum lancar membaca. Dan saya lari tunggang langgang mendengar intro lagu tersebut. Namun ketika Ebiet mulai bernyanyi, barulah saya mulai memberanikan diri mendekat pada tape deck Akai di ruang keluarga. Dan mendengarkan album Camelia I lagu demi lagu. Kakak perempuan tertua saya lah yang bertanggung jawab memperdengarkan Ebiet pada saya untuk pertama kalinya. Memang Ebiet G Ade dan Bimbo adalah soundtrack masa-masa pertumbuhan saya di rumah. Pada saat itu Ebiet sekedar penyanyi pop yang kondang belaka buat saya. Tanpa harus memutar abumnya, otomatis saya akan mendengarkan lagu-lagunya di rumah. Lagu Untuk Sebuah Nama hampir lazim terdengar di setiap tongkrongan remaja yang menghabiskan malam sambil bermain gitar. Dan di setiap gitar mereka sering terlihat stiker yang ngetop pada zaman itu tertempel. Sebuah sticker urban yang melambangkan betapa identiknya Ebiet dengan gitar akustik. Sticker yang bertuliskan “Gitar milik Pribadi, Ebiet minjem aja gak gue kasih.” 

    Seiring bertambah tingginya badan, musik yang yang saya dengar bertambah banyak, dan selera pun ikutan berubah. Namun Ebiet G Ade sepertinya tak mau melepaskan saya begitu saja. Ketika celana pendek saya berubah menjadi biru, bernyanyi di depan kelas adalah neraka bagi saya. Dan saya masih saja berkutat dengan lagu Garuda Pancasila. Saya ambil jalur aman, agar bisa duduk lagi di bangku dengan cepat. Namun ketika saya duduk, dan absent berikut di panggil. Kawan sekelas saya berjalan dengan penuh percaya diri. Sesampainya di depan kelas dia membisikkan sesuatu ke guru saya. Sepertinya menyebutkan judul. Hmmm. Kelas hening. Lalu tampak dia memejamkan mata. Dan mulai bernyanyi. Kabut…sengajakah engkau mewakili pikiranku…Saya pun terperanjat. Ebiet Nih. Lalu ketika dia menyanyikan bagian Roda jaman menggilas kita terseret tertatih-tatih. Sungguh hidup terus diburu berpacu dengan waktu Tak ada yang dapat menolong selain yang di sana. Tak ada yang dapat membantu selain yang di sanaaaaa…. Sontak semua anak-anak sekelas bertepuk tangan.Waduh kok saya terharu yah. Saya bergumam sambil bertepuk tangan keras. Canggih banget dia bisa nyanyi Menjaring Matahari depan kelas. Kepala saya terus menoleh mengiringi dia berjalan menuju bangkunya.

    Beberapa tahun kemudian dan karena sesuatu hal, saya harus bermalam di rumah kerabat saya. Gila! Suasana rumah yang sepi hiburan. Hanya ada tape di kamar dan beberapa kaset pop cengeng dengan art work norak. Tetapi, hey! saya menemukan sesuatu. Diantara kaset-kaset kancut tadi, terselip satu kaset lusuh jaman dahulu. Ebiet G Ade, Camelia III. Akhirnya kaset inilah satu-satunya pilihan untuk menyelamatkan hidup saya pada malam itu.  Padahal saat itu lagu-lagu di album ini pun sudah tidak lagi masuk chart di radio-radio lokal. Dan saya sedang tidak sabar-sabarnya ingin segera lulus SMA. Agar bisa memanjangkan rambut seperti Mille Petrozza. Apa daya, keadaan akhirnya membuat saya menyerap semua isi album. Dari komposisi musik, suara Ebiet, liriknya, hingga art work covernya. Perlahan menyerap dari telinga, mata, bahkan menaikkan bulu remang segala.Tiba pada track Lolong, frekwensi selera dan tape compo seperti menyatu. Tangan saya pun tak henti-hentinya menyiksa compo butut itu untuk merewind lagu tersebutlagi dan sekali lagi. Dan Lolongmenjadi titik balik kembalinya saya kepada album-album lama Ebiet G Ade. Sejak malam itu Ebiet G Ade bukan lagi sekedar penyanyi pop belaka buat saya. Hingga kini namanya telah sejajar dengan Lou Reed, Bob Dylan, dan Iggy Pop dalam benak saya.

Pertanyaan Lainnya