PPKn

Pertanyaan

Contoh karangan tentang kebebasan yang aku dambakan

1 Jawaban

  • Kebebasan Kita

    Dulu waktu kecil sering sekali terbayang bagaimana burung bisa terbang. Bagaimana enaknya menghirup angin segar, melihat pemandangan dari atas, hinggap meneduh di satu ranting, terbang lagi melintasi cakrawala. Dari ufuk timur ke barat, selatan ke utara. Kebebasan yang sempat menjadi angan-angan indah, kebebasan khayalan

    Saat inipun begitu, terkadang angan-angan tersebut belum sirna. Dalam suatu pertandingan (sepak bola), terkadang apa yang diinstruksikan oleh pelatih ingin sekali kutolak. "Kamu bek kiri!", "Nanti kalo dapat bola langsung umpan jauh ke depan", "Jangan banyak membawa bola", "Bla bla bla". Yang kutangkap hanyalah kebisingan.

    Satu hal yang kuinginkan adalah kebebasan bermain di lapangan. Yang terpenting tetap memperjuangkan tim dan berusaha mengalahkan lawan. Ingin rasanya membawa bola sendiri ke depan gawang kemudian mencetak gol. Tapi apa daya.. intruksi pelatih seakan-akan seperti wahyu Tuhan yang harus dituruti. Karena hati kecil masih berkata, "kau tak akan bisa melakukannya sendirian". Dan juga karena aku mencintai olah raga ini, jika kutentang intruksi tersebut, maka aku tidak akan bisa ikut memainkannya. Kebebasan di lapangan yang kudamba-dambakan tidak pernah tercipta.

    Mungkin dalam kehidupan juga seperti itu. Mahasiswa tidak akan pernah bebas dari tugas dan tanggung jawab perkuliahan. Warga negara tidak akan pernah bebas dari UU negara tersebut. Pemeluk agama pun tidak akan pernah bebas dari ajaran agamanya. Dan banyak contoh lainnya.

    Kebebasan kehendak hati kurasa tidak akan pernah terwujud. Mungkin aku harus menjadi kaya terlebih dahulu untuk mencapainya. Setelah itu membeli pulau, mendirikan negara sendiri, membuat peraturan sendiri, membeli bola sendiri, membuat lapangan, membuat tim dan melatihnya sehingga bisa mengatur pergerakanku sendiri di lapangan. Dan banyak lagi keinginan-keinganan yang lain. Mungkin dengan begitu aku bisa merasakan kebebasan. Tapi dari mana uang sebanyak itu? dan seandainya itu semua tercapai, pertanyaan yang lebih penting adalah, "lalu setelahnya apa?"

    Aku yakin di satu titik, ketika semua bisa dimiliki. Pada suatu saat akan terjadi kebosanan. Satu hal yang tidak bisa dihindari, yang tidak bisa terbebas darinya. Atau jika melihat titik yang lebih jauh dan lebih pasti akan terjadi kematian. Dan akan timbul pertanyaan, "Setelah mata terus apa?". Ditimbun di dalam tanah, kaki tangan tidak bisa digerakkan, nafas sudah tidak bisa terhembus, dll. Kenyataan yang seorangpun tidak bisa terbebas darinya.

    Lalu apakah arti kebebasan yang sebenar-benarnya? Pernah dulu waktu SD di pelajaran PPKn dikatakan bahwa kebebasan seseorang dibatasi oleh kebebasan orang lain. Konsep ini terasa semakin susah bagiku yang sedang dewasa ini. Ataukah mungkin terlalu sederhana? Karena banyak sekali kujumpai orang-orang yang mencoba merubah kebebesan orang lain demi kebebasannya seorang atau kelompoknya. Dan tidak sesederhan itu. Lebih lagi ada juga yang berusaha merusak tatanan sosial yang ada hanya untuk memenuhi kebebasannya.

    Bagi mereka yang mengerti kalau akan menjadi korban dari perlakuan ini sedang tidak punya daya kekuatan. Marah hanya tinggal marah, karena tidak tahu apa yang harus dilakukan. Kebebasan semakin dihimpit, kehendak hati disumbat. Kalau digambarkan dengan lagunya U2, seakan-akan diminta masuk tetapi ketika sudah di dalam, kemudan dibuat merangkak. Kaki sendiri yang masih tegak dan kuat tidak diperbolehkan untuk dipakai oleh sipemiliknya. Mungkin inilah yang disebut penjajahan.

    Dan setelahnya akan terjadi 'lupa' pada maksud perjuangan kakek-kakek kita dahulu. Kebebasanmu, kebebasanmu, kebebasan kita.

Pertanyaan Lainnya