Sejarah

Pertanyaan

kisah tauladan nabi ibrahim

1 Jawaban

  • • Kisah Teladan Nabi Ibrahim a.s


    Nabi Ibrahim as. adalah putra dari Azar. Nabi Ibrahim as. dilahirkan di wilayah Kerajaan Babylonia yang saat itu diperintah oleh Raja bernama Namrud. Namrud adalah raja yang sangat sombong yang mengaku dirinya Tuhan. Raja Namrud juga dikenal sangat kejam kepada siapa saja yang berani menentang kekuasaannya.

    Suatu saat Namrud bermimpi. Dalam mimpinya itu, ia melihat seorang anak laki- laki yang memasuki kamarnya kemudian mengambil mahkotanya. Keesokan harinya, ia pun memanggil tukang ramal yang sangat terkenal untuk mengartikan mimpinya tersebut. Tukang ramal mengartikan bahwa anak yang hadir dalam mimpinya tersebut kelak suatu saat akan meruntuhkan kerajaannya. Mendengar hal tersebut, Namrud menjadi murka. Dia memerintahkan kepada seluruh tentara kerajaan agar membunuh setiap bayi laki-laki yang dilahirkan.

    Azar yang istrinya saat itu sedang mengandung begitu khawatir akan keselamatan bayi yang dikandung istrinya tersebut. Ia khawatir bahwa bayi yang ada dalam perut istrinya adalah seorang bayi laki-ljiwanya. ng selama ini ia dambakan. Untuk menyelamatkan calon bayinya tersebut, diam-diam Azar mengajak istrinya bersembunyi di dalam sebuah gua yang jauh dari keramaian. Di gua itulah kemudian bayi tersbut dilahirkan dan diberi nama Ibrahim. Agar tidak diketahui oleh khalayak ramai, Azar dan istrinya meninggalkan Ibrahim yang masih bayi itu di dalam gua dan sesekali datang untuk melihat keadaannya. Hal itu terus dilakukukan hingga Ibrahim tumbuh menjadi anak kecil yang sehat dan kuat atas izin Allah Swt. Bagaimana Ibrahim dapat hidup di dalam gua, padahal tidak ada makanan dan minuman yang diberikan kepadanya? Jawabannya karena Allah Swt. menganugerahkan Ibrahim untuk menghisap jari tangannya yang dari situ keluarlah air susu yang sangat baik. Itulah mukjizat pertama yang diberikan oleh Allah kepada Nabi Ibrahim as.

    Lama hidup di dalam gua tentu membuat Ibrahim kecil sangat terbatas pengetahuannya tentang alam sekitar. Maka, di saat ada kesempatan untuk keluar dari gua, Ibrahim pun melakukannya. Betapa terkejutnya ia, ternyata alam di luar gua begitu luas dan indah. Di dalam ketakjubannya itu, Ibrahim berpikir bahwa alam yang sangat luas dan indah berikut isinya termasuk manusia, pasti ada yang menciptakannya. Maka, Nabi Ibrahim pun lalu berjalan untuk mencari Tuhan. Ia mengamati lingkungan sekelilingnya. Namun, ia tidak menemukan sesuatu yang membuatnya kagum dan merasa dapat dijadikan Tuhannya.

    Di siang hari, Ibrahim melihat begitu cerahnya matahari menyinari bumi. Ia berpikir, mungkin matahari adalah tuhan yang ia cari. Tetapi ketika senja datang dan matahari tenggelam di ufuk, gugurlah keyakinannya akan matahari sebagai tuhan. Sampai akhirnya, malam pun datang menjelang. Bintang di langit bekerlap-kerlip dengan indahnya. Sinarnya membuat suasana malam menjadi lebih indah dan cerah. “Apakah ini Tuhan yang aku cari?” Kata Ibrahim di dalam hati dengan gembira. Ditatapnya bintang-bintang itu dengan penuh rasa bangga. Tapi ternyata, ketika malam beranjak pagi, bintang-bintang itu pun menghilang satu per satu. Dengan pandangan kecewa, Nabi Ibrahim melihat satu per satu bintang-bintang itu menghilang dari langit. “Aku tidak menyukai Tuhan yang bisa menghilang dan tenggelam karena waktu,” gumamnya dengan penuh perasaan kecewa.

    Nabi Ibrahim pun kemudian mencoba mencari Tuhan yang lain. Memasuki malam berikutnya, bulan pun muncul dan bersinar memancarkan cahayanya yang terang. Ia pun menduga, “Inikah Tuhan yang aku cari?” Maka, ketika pagi datang menjelang, bulan pun hilang tanpa alasan seperti yang terjadi terhadap matahari dan bintang, Ibrahim pun memastikan bahwa bukanlah matahari, bintang, maupun bulan yang menjadi Tuhan untuk disembah, tetapi pasti ada satu kekuatan Yang Maha perkasa dan Maha agung yang menggerakkan dan menghidupkan semua yang ada, termasuk matahari, bintang, dan bulan. Ibrahim pun menyimpulkan bahwa Tuhan tidak lain adalah Allah Swt.

    Saat keyakinan Nabi Ibrahim as. kepada Allah Swt. betul-betul merasuki jiwanya.

Pertanyaan Lainnya