pengelompokan sejarah berdasarkan lingkup sejarah
Sejarah
MhdRizkyCoy9173
Pertanyaan
pengelompokan sejarah berdasarkan lingkup sejarah
1 Jawaban
-
1. Jawaban reginamutiara
1. Sejarah sebagai peristiwa (history as event)
Ruang lingkup sejarah yang pertama ialah sejarah sebagai peristiwa. Sejarah dikatakan sebagai peristiwa ialah menyangkut kejadian yang penting, nyata dan aktual. Sejarah ini telah benar terjadi di masa lalu dan tidak berulang-ulang.
Poin pentingnya, kejadian tersebut benaran terjadi di masa lalu. Tanpa adanya kejadian tersebut di masa lalu, tidak boleh disebut sebagai sejarah.
Peristiwa yang tidak terkait dengan peristiwa lain dimana menjadikan ini dinamika atau proses konteks histori bisa dianggap bukan sejarah.
Jadi ntara peristiwa yang terjadi itu harus terdapat hubungan sebab akibat, yang terdapat dalam konteks waktu, pelaku, dan tempat.
Peristiwa bisa dikatakan penting kalau kejadiannya bisa mempengaruhi terjadinya kejadian atau peristiwa lain yang sekarang maupun terhadap kehidupan berikutnya.
2. Sejarah sebagai kisah (history as narrative)
Ruang lingkup sejarah ke 2 ialah sejarah sebagai kisah. Sejarah adalah rangkaian cerita berupa narasi yang disusun berdasarkan ingatan, tafsiran manusia ataupun kesan tentang kejadian yang terjadi di masa lalu. Kisah yang disajikan pun dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis.
Apabila secara lisan, kisah dapat disampaikan dalam bentuk ceramah, pidato dan sebagainya.
Kalau secara tertulis, kisah ini dapat dijadikan kedalam bentuk cerita pendek, majalah atau buku. Kisah yang disajikan pun berbeda-beda tergantung dari pihak mana yang menceritakan kisahnya.
3. Sejarah sebagai ilmu (history as science)
Ruang lingkup sejarah ke 3 ialah sejarah sebagai ilmu. Sejarah sebagai ilmu mempelajari kenyataan dengan mengadakan penelitian dan pengkajian mengenai peristiwa cerita sejarah. Konsep ini merupakan ruag lingkup terpenting dari sejarah.
Sejarah sebagai ilmu karena merupakan pengetahuan tentang peristiwa dan cerita yang terjadi di masyarakat pada masa lalu yang disusun secara sistematis dengan metode kajian yang ilmiah, kemudian menggunakan pemikiran yang rasional serta bersifat objektif untuk mendapatkan kebenaran dan fakta.
Sejarah sebagai ilmu pengetahuan memiliki beberapa syarat ilmiah, yaitu:
Empiris, empiris berasal dari bahasa yunani empeiria yang berarti pengalaman. Sejarah sangat bergantung pada pengalaman manusia. Pengalaman tersebut direkam dalam dokumen dan peninggalan sejarah lainnya, kemudian diteliti oleh sejarawah untuk menemukan fakta.Objek, objek dari penulisan sejarah adalah perubahan atau perkembangan aktivitas yang dilakukan oleh manusia. Karena objeknya terkait manusia, maka ilmu sejarah dimasukkan dalam ranah ilmu-ilmu humaniora.Teori, sejarah memiliki teori atau yang disebut sebagai filsafat sejarah kritis.Generalisasi(kesimpulan umum), kesimpulan dari ilmu sejarah adalah kesimpulan yang lebih mendekati pola-pola atau kecenderungan dari suatu peritiwa. Kesimpulan sejarah tidak bisa diakui sebagai kebenaran dimana-mana. Tetapi kesimpulan sejarah sebagai koreksi atas kesimpulan ilmu lainnya haruslah dimiliki untuk berlaku hati-hati dalam penelitian dan menarik suatu kesimpulan.Metode ilmiah, metode ilmiah atau langkah-langkah penelitian sejarah yang sering digunakan adalah penentuan tema, heuristik (pencarian dan pengumpulan sumber), verifikasi (kritik sumber), interpretasi (penafsiran sumber), dan historiografi (penulisan sejarah).
4. Sejarah sebagai seni (history as arts)
Ruang lingkup sejarah ke 4 ialah sejarah sebagai seni. Sejarah juga punya nilai estetika lho, jadi bukan nilai etika juga logika saja.
Kemudian imajinasi sejarawan digunakan untuk menyususun fakta-fakta sejarah yang berhasil ditemukan supaya menjadi utuh dan bulat sehingga mudah dipahami kita semua.
Kontruksi atau gambaran sejarawan tentang sebuah peristiwa jelas tidak bisa sama persis dengan peristiwa yang sebenarnya sehingga sejarawan membutuhkan imajinatif untuk merangkai fakata-fakta sejarah yang sudah tersedia.
Oleh karena itu, sejarawan memiliki emosi untuk menyatukan perasaan dengan objeknya agar para pembaca seolah-olah terlibat langsung dengan suatu peristiwa sejarah.
Akhirnya, seluruh pengisahan sejarah harus didukung dengan penggunaan gaya bahasa yang lugas dan hidup.